Minggu, September 26, 2010

Temen Itu Intan

Tau nggak kalau intan butuh intan yang lain untuk mengasah dirinya sehingga intan itu bisa berbentuk sempurna? Ya, kayak kita manusia yang butuh orang lain untuk menyempurnakan diri kita. Dan ’orang lain’ itu salah satunya bisa jadi adalah seorang teman.

Gw termasuk orang yang menjadikan kata teman sebagai sesuatu yang ’keramat’. Sesuatu yang harus diletakan di sebuah tempat yang suci dalam tatanan hidup gw yang amat flat. Seperti keramat, mereka bisa mengantarkan gw meraih apa yang gw inginkan. Tetapi mereka yang juga bisa memelintir hidup gw yang akhirnya membuat gw terjerumus tak tentu arah. Seseorang yang bisa gw jadiin panutan. Seseorang yang gw hormatin keberadaannya. Seseorang yang selalu punya cerita dan pengalaman yang bisa gw kumpulin menjadi ensiklopedia hidup gw.

Seseorang yang di satu sisi punya kebiasaan baik yang ngebuat gw ngerasa nyaman walaupun di sisi lain mereka punya sesatu yang gw anggep nggak baik yang selalu menjadi perdebatan yang nggak pernah usai. Seseorang yang kehidupannya lebih menarik untuk diperhatikan dibanding selebritis walaupun hidupnya nggak sedramatis para artis. Seseorang yang bisa buat gw senyum dan ketawa karena ke’lolo’annya. Seseorang yang kadang buat gw nahan air mata yang bikin kerongkongan sesak dengan segala masalahnya.

Seseorang yang bukan cuma bisa menghilangkan masalah yang gw hadepin, tapi juga menyelesaikan dan memastikan gw nggak akan kena masalah yang sama. Walaupun dengan itu gw mesti sedikit sakit hati kalau mereka marah karena kesalahan gw. Seseorang yang tanpa ragu meletakan masalah hidupnya di pundak gw dan percaya kalau gw bisa bantu mereka, walaupun kadang gw sendiri nggak yakin bisa.

Sesorang yang dengan caranya nyadarin gw kalau gw bukan siapa-siapa, tapi mereka juga yang ngebuka mata gw dan ngeyakinin bahwa gw punya sesuatu yang bisa dibanggakan. Seseorang yang bisa bikin gw gede rasa dengan pujiannya tapi juga sesorang yang kritikannya lebih tajam dari dosen pembahas gw. Sesorang yang bikin gw gede kepala dengan pembelaannya tapi juga sesorang bikin gw sakit hati dengan celaanya dibanding celaan musuh.

Seseorang yang lebih romantis dibanding pacar dengan kata mutiaranya. Sesorang yang lebih dewasa dibanding nyokap bokap dengan nasehatnya. Seseorang yang tau kapan waktunya ngomong, kapan waktunya dengar, kapan waktunya berbuat dan kapan waktunya untuk diem. Seseorang yang ketika gw lagi butuh mereka untuk ada disamping gw dan gw rasa mereka nggak perlu ngelakuin sesuatu, nggak perlu cari solusi, cukup duduk di sini ngobrol, denger, atau diem sama sekali.

Terima kasih untuk mau mengenalkan gw ke orang lain dengan kata ”kenalin, dia temen gw”. Terima kasih untuk menenangkan gw dengan kata ”tenang, lu kan temen gw”. Terima kasih sudah ngasih kepercayaan ke gw dengan kata ”ih lu ini kaya bukan temen gw aja”. Dan banyak terima kasih untuk semua ucapan terima kasih yang pernah kalian kasih ke gw.



23092010 17.43 pinjem bang toyib laptopnya inal.